Home » Uncategorized » Autumn

Autumn

Title:    Autumn

Author: Mrs OH(@icaclrss on twitter)

Casts:   Byun Baekhyun EXO K

            Kim Haenim OC

Other casts: Find them by your self

Genre: Romance, Sad

Length:     One Shoot

Summary: daun daun berguguran dan memenuhi jalan seakan memblock setiap langkahku untuk menemuimu. Seakan menghalangi setiap langkahku yang hendak menghampirimu. Mencoba menghapus sisa jejakmu. Menghapus memori pertama sekaligus terakhir bersamamu. Hai kamu, apa kabar? Apa musim gugurmu seperti musim gugurku disini? Apa kau masih mengingat hujan dikala itu?

 

Author’s pov

Pagi itu matahari enggan menunjukkan sinarnya. Hanya awan gelap yang menyelimuti seoul dan angin yang dingin menusuk setiap tulang. Disebuah ruangan, terlihat seorang namja sedang membereskan barang-barangnya. Memasukkan setiap barangnya ke dalam tasnya dan menyematkan tas punggungnya dengan segera lalu berlari keluar kelas.

Tak jauh dari kelas itu, terlihat beberapa orang yang sibuk membuka payungnya atau berlari untuk menghindari hujan yang cukup deras saat ini. tak terkecuali namja itu, dia segera berlari dengan kencang menghindari setiap tetesan air yang menyerangnya terus menerus tapi nihil, ia tetap basah kuyup

“aaah sial!” umpat namja itu dengan sebal dan akhirnya dia memilih untuk berteduh di sebuah toko buku yang tak begitu jauh dari sekolahnya. Namja itu membereskan bajunya yang sudah basah kuyup dan rambutnya yang sudah berbentuk tak jelas.

“dasar hujan sialan! HIIIH padahal ini musim gugur kenapa harus hujan terus menerus sih?!” umpat namja itu lagi dengan kesal dan tak sadar beberapa orang memperhatikannya

“jangan marah marah begitu agashi” ucap sebuah suara membuat namja itu segera mencari sumber suara.

“annyeong” sapa suara yang sama. Ya, suara itu milik seorang yeoja. Yeoja itu tersenyum sangat manis

“siapa kau?” tanya namja itu

“aku? Kim Haenim. Kau?”

“aish! Bukan namamu. Eum aku Baekhyun, Byun Baekhyun” ucap namja itu sambil kembali sibuk dengan kemejanya yang sudah mulai mengering.

“oh” ucap yeoja itu singkat sambil menatap baekhyun

“kenapa kau terus menatapku huh?” tanya baekhyun kesal

“aniyo, aku hanya bingung ada namja yang berwajah imut tapi ketus sekali seperti kamu”

“mwo?! Enak saja! Siapa yang kau sebut ketus hah?”

“tuh kan” ucap haenim dengan senyum kemenangan dan membuat baekhyun salah tingkah.

“aish. Terserah” ucap baekhyun dan segera memakai kembali tas punggungnya

“mau kemana baekhyun?”

“pulang.” Ucapnya singkat tanpa menatap haenim dan segera berlari dari toko buku itu sebelum hujan semakin deras.

“berhati hatilah! Annyeong!” teriak haenim dan terdengar oleh baekhyun dari kejauhan

“terserah” ucap pelan namja itu yang mungkin hanya terdengar oleh dirinya sendiri.

 

Baekhyun’s pov

Aku tiba dirumah dengan keadaan setengah basah setengah kering alhasil eomma menertawaiku habis habisan-_- aku pun segera mengganti bajuku dan masuk ke kamarku. Membuka notebook milikku dan membuka beberapa file yang belum terselesaikan

“baekhyuuun, apa kau mau cemilan musim gugur?” teriak eomma dari bawah. Cemilan musim gugur katanya? Apalagi ini?

“nee terserah eommaaa~” ucapku asal karena jika aku tidak segera menjawab pasti eomma akan terus meneriakiku. Aku Byun Baekhyun tinggal bersama eommaku di rumah yang terbilang cukup mewah. Appaku sedang berada di luar negeri dan mungkin hanya setahun sekali kembali ke seoul. Aku anak tunggal itulah kenapa keluargaku sangat menyayangiku dan memberi apapun yang aku inginkan

“tadaaa~~ ini cemilanmu baekkiiii~” ucap eomma sambil menyodorkanku sepiring penuh cookies

“apa ini? Cuma cookies? Apanya yang cemilan musim gugur?” ucapku bingung

“eits! Rasakan dulu. Ibu mencampurnya dengan bunga sakura yang baru saja gugur di belakang rumah”

“MWO?! Eomma menyuruhku makan bunga?-_-“

“aish banyak protes yang namja ini. coba rasakan dulu!” perintah eomma membuatku diam dan menurutinya

“ne gomawo eomma”

“cheonma chagiyaa” lalu eomma pun berlenggang pergi dari kamarku.

Aku pun kembali menatap tugas-tugasku untuk minggu ini. segera kuambil kacamataku dan memakainya. Meraih sebuah cookies musim gugur itu dan memakannya. Tak buruk juga, rasanya enak. Sepertinya eommaku memang pandai bereksperimen ^^

Tiba tiba pikiranku melayang pada gadis itu. kim haenim. Entahlah, dia wangi bunga sakura persis seperti cookies ini. bedanya dia tidak ditambah dengan bau cookies hangat. Aku pun melepaskan kacamataku

“kim haenim huh?” ucapku bermonolog dan kembali memakan cookie itu.

 

#ESOKNYA

Author’s pov

Pagi itu langit cukup cerah ditemani angin yang menyejukkan. Daun daun terus berguguran memenuhi jalan yang bahkan membuat beberapa orang kesulitan untuk berjalan karena jalan yang terlalu penuh. Seorang namja mengencangkan syal di lehernya dan berjalan santai menyusuri bahu jalan

“tak marah marah lagi huh?” ucap sebuah suara membuat namja itu menoleh ke belakang

“kau….?!” Pekik baekhyun kaget

“aish, aku bukan setan agashi hahaha tak perlu ketakutan begitu” ucap haenim santai

“apa yang kau lakukan disini?” tanya baekhyun ketus

“ini kan jalan umum jadi bebas dong siapa saja yang lewat sini agashi” jawabnya sambil tersenyum

“berhenti memanggilku agashi dan mengajakku bicara”

“eoh ketus sekali kau byun baekhyun pantas kau tidak memiliki teman”

“apa maksudmu hah?!” ucap baekhyun emosi sambil mencengkram tangan haenim membuat yeoja itu kesakitan

“aw! Appo!”

“jangan pernah muncul dihadapanku. Jangan suka ikut campur urusanku, ara?” ucap baekhyun datar dan melepaskan cengkraman tangannya lalu menghilang dari hadapan haenim membuat gadis itu menatapnya penuh keraguan

“kalau tak begini kau tak akan melihatku kan….” Gumam haenim bermonolog dan melanjutkan perjalanannya ke sekolah.

 

Baekhyun’s pov

“sial. Mimpi apa aku semalam dianugerahi bertemu seorang yeoja berisik seperti itu? tidak ada teman katanya? Tahu apa dia soal aku dan kehidupanku huh? Bertemu saja baru kemarin kan! Ish menyebalkan!!” gerutuku sepanjang koridor menuju kelasku

“aigooo, ada apa denganmu baekki?” tanya chanyeol, namja jangkung yang merupakan teman sebangkuku

“bukan urusanmu” ucapku ketus dan berjalan mendahuluinya. Dapat kudengar jelas chanyeol mendengus pasrah karena aku selalu tertutup darinya. Ya dia memang selalu mengikutiku dan mengajakku bicara tapi bagiku aku tak butuh orang orang macam dia. Aku hanya harus menamatkan sekolahku dengan cepat dan kuliah lalu menghidupi keluargaku baru setelah itu menikahi seorang gadis. Simple dan mudah. Itulah rencanaku, dan itulah kenapa aku tak butuh orang orang menyusahkan macam chanyeol begini.

“baekhyun-ah” ucap suara berat itu lagi. Chanyeol

“wae?”

“aniyo. Hanya saja kau wangi sekali pagi ini”

“mwo?”

“wangi……bunga sakura!”

Deg

“ap…apa maksudmu?!” ucapku gelagapan

“waaah kau habis dari rumah perempuan ya??? Ayo ngakuuuu~~” ucap chanyeol dengan nada usilnya membuatku justru semakin gelagapan

“a..ANIYOO! aku tidak dari rumah siapapun!!” teriakku dengan kesal”

“lalu kenapa kau wangi bunga sakura? Wanna tell me?” tawarnya usil dan aku pun Cuma membalikkan badanku

“whatever” ucapku singkat

“OOOOOH JADI MAU AKU SEBAR NIH? BAIKLAAAAH~ HEY SEMUANYAA BYUN BAEKHYUN TERNYATA SEMA……”

“DIAM KAU NAMJA JANGKUNG!” teriakku sambil membungkam mulutnya dengan susah payah berhubung tinggi kami yang cukup jauh membuatku harus jinjit untuk menyumpal mulut bawelnya itu. beberapa orang melihat kearah kami. Ah tidak lebih tepatnya kearah chanyeol, muka mereka terlihat aneh sekaligus takut. Ada apa sebenarnya?

“hohe hohe. Heharang hau mahu mehehihankhanh hemhua hadhahu hkanh?” ucapnya sambil tetap mulut yang kubungkam dengan tanganku.

“ne” ucapku singkat. Daripada memperpanjang hal sia sia ini kan?

 

***

 

Chanyeol duduk dengan manis dihadapanku, menopang dagunya dengan mata berbinar binar. Seperti akan mendapatkan kado natal saja

“yaaa baekhyun-ah ayo ceritakan padaku” rengeknya karena sudah 15menit kami dalam posisi berhadap hadapan dan diam

“aish baiklah baiklah. Kau…kenal kim haenim?”

“kim haenim? Eummmm…eoh! Dia anak kelas sebelah baekhyun! Ada apa?”

“dia…..gadis itu selalu memaki parfum wangi bunga sakura”

“mwo? Darimana kau tahu? Kau penguntit ya? Hiiii” ucapnya bergidik ngeri

Pletak! Segera kujitak kepalanya

“bukan begitu pabo! Aku hanya bertemu dengannya pagi ini dan mungkin wanginya melekat pada seragamku!!”

“euh appo! Eum apa kau selama itu bersamanya hingga parfumnya melekat padamu?”

“entahlah. Tapi kau benar mengenalnya?”

“tentu saja! Ingin bertemu dengannya?” tawar chanyeol yang segera kujawab dengan gelengan

“aniyo. Tidak. Aku tak mau berurusan dengannya! Dia suka ikut campur”

“eh?”

“eum…dia bilang aku tidak pernah punya teman…” ucapku sambil menatap lurus kearah jendela

“bukankah memang itu benar?”

“MWO?!” tanyaku dengan kesal, cih dia sama saja dengan haenim

“tapi itu dulu. Sekarang kan kau sudah menjadi temanku ne? ^^” ucapnya sambil menunjukkan deretan gigi rapinya. Tanpa sadar aku pun terbengong. Ya, ini kali pertama ada yang menyebutku “teman” mereka.

“eh? Apa kau tidak mau menjadi temanku baekhyun-ah? Mengapa diam saja eoh?” tanya chanyeol dengan muka memelas

“aniyo…..gomawo” ucapku sambil menunduk

“gomawo? Untuk?”

“untuk menjadi temanku…….”

“aish!! Cheonmaneyoooo baekhyun-ah!^^ tak perlu mengucapkan terimakasih ne” ucapnya lagi sambil menepuk nepuk pundakku dan tertawa. Ternyata dia orang yang cukup menyenangkan juga. Kurasa.

 

Author’s pov

Dari sudut ruangan itu, seorang gadis sedang memperhatikan kedua namja yang sedang asyik mengobrol. Dia menyunggingkan senyumnya dan berlenggang kembali ke kelas.

“syukurlah. Akhirnya teman pertamamu berhasil kau dapatkan” ucap yeoja itu bermonolog.

#sepulang sekolah

Baekhyun segera membereskan barang barangnya seperti biasa dan menyematkan tasnya dipunggungnya

“baekhyun-ah!” ucap sebuah suara berat yang sudah ia kenali

“waeyo yeol?”

“apa kau akan langsung pulang?”

“sepertinya… wae?”

“ajari aku matematika ya??? Mau tidak? Aku benar benar tidak mengerti pelajaran tadi >< jebaaal T^T” pintanya pada baekhyun sambil memelas

“aigooo, baiklah baiklah. Mau belajar dimana huh?”

“di toko buku dekat sini, bagaimana?”

“baiklah. Kajja”

Akhirnya kedua namja itu pun berjalan menuju toko buku yang sama dengan toko buku tempat baekhyun mengenal haenim untuk pertama kali. Baekhyun pun segera duduk di pojok ruangan yang terdiri dari sebuah meja dan dua buah kursi. Ya toko buku ini memang dilengkapi dengan fasilitas café kecil untuk bersantai ria. Dan baekhyun memilih tempat yang paling strategis dekat dengan rak buku

“kau ingin pesan apa?” tanya chanyeol sambil membolak balik menu

“eum, cappuccino.” Ucap baekhyun datar dan memakai kacamatanya

“baiklaah, waiterrr!” panggil chanyeol dengan cukup keras membuat baekhyun harus menutupi mukanya karena beberapa orang melihat kearah mereka.

“MWO?? HAENIMMM?!!” teriak chanyeol membuat baekhyun segera menjauhkan buku yang sedari tadi menutupi mukanya

“a…hai chanyeol. Hai….baekhyun” ucap haenim terbata entah karena panik atau kaget mendengar teriakan chanyeol yang terlewat besar.

“apa yang kau lakukan disini???” tanya chanyeol penasaran

“aku? Aku…eung….” Jawab haenim sambil memutar mutar bola matanya.

“kau pelayan disini? Kerja sambilan?” tanya baekhyun dengan nada datar

“aniyo! Bukan!” ucap haenim agak cempreng membuat tatapan orang orang kembali kearah mereka dan baekhyun lagi lagi menutupi wajahnya dengan buku

“lalu apa???” tanya chanyeol penasaran lagi (-_-)

“eummm. Ini toko buku milik ayahku aku hanya membantu beliau untuk menjaganya” ucap haenim sambil tersenyum tipis disertai anggukan dari chanyeol dan baekhyun

“jadi….agashi sekalian ingin memesan apa?” tanya haenim lagi pada mereka

“ah iya 2 cappuccino ya haenim-ah!” ucap chanyeol semangat

“dan…..aku pesan seorang gadis bernama kim haenim untuk duduk bersama kami” ucap baekhyun tanpa melepaskan pandangannya dari buku membuat haenim dan chanyeol kebingungan mendengarnya. Namun akhirnya haenim mengangguk dan menuju dapur menyiapkan pesanan kedua namja itu.

 

Baekhyun’s pov

Kurasakan sedari tadi ada orang yang menatapku. Aku pun segera menyingkirkan buku dihadapanku dan mendapati chanyeol sedang menatapku lekat lekat

“YAAA! Jangan menatapku seperti gay begitu!” ucapku ketus

“mwo? Siapa yang menatapmu seperti gay? Aku sedang mencari kebenaran tau” jawab chanyeol santai dan membuatku menaikkan sebelah alisku

“kebenaran apa?”

“kau. Me-nyu-ka-I ha-e-nim kan? ^^” tanyanya dengan mata berbinar binar

Pletak! Entah kali keberapa aku menjitaknya

“jangan sembarangan bicara kau!” ucapku sebal dan kembali sibuk pada bukuku

“tuh kan semakin ditutupi semakin terlihat~ baiklah! Aku ini orang baik. Aku pergi duluan ya baekhyun-ah!! Bersenang senanglah dengan haeniiiim~~ ^^” ucapnya sambil beranjak pergi meninggalkanku yang masih terbengong bengong menyadari dia benar benar pergi meninggalkanku sendirian.

Tak berapa lama haenim sudah datang dengan membawa nampan dan menatapku dengan bingung

“apa?” tanyaku datar

“chanyeol. Kemana dia?”

“tidak tahu. Kau. Duduklah” ucapku singkat. Entahlah aku merasa ada yang aneh. Seperti ada kupu kupu yang terbang di perutku

“ne. ini cappuccinomu baekhyun”

“gomawo”

Hening. Seketika hening tak ada pembicaraan diantara kami. Aku pun meminum sedikit cappuccino milikku dan melayangkan pandanganku pada yeoja didepanku. Rambutnya tak begitu panjang, hanya sebahu dengan gelombang sedikit di bagian bawah. Warnanya coklat dan entahlah rambut itu begitu indah dimataku.

“kau….selesai kerja jam berapa?” tanyaku. Ya pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulutku. Diluar kendaliku

“eh? Sekarang aku sudah bisa pulang kok. Kenapa?” tanyanya padaku membuatku justru kebingungan

“eung…anu…kau….ingin jalan jalan tidak? Ya sekedar permintaan maaf karena keketusanku pagi ini” ucapku asal

“nde. Tentu saja baekhyun-ah^^” ucapnya sambil tersenyum

“chakkaman ne?” lanjutnya dan berlari kearah dapur. Mungkin mengganti bajunya. Tak butuh waktu lama dia sudah keluar dengan dress selutut dan sebuah tas kecil di pundak kanannya

“kajjaaaa baekhyun-ah!” ucapnya riang sambil menarik tanganku dan aku pun segera membereskan barang barangku.

 

Author’s pov

Dua orang remaja itu berjalan menyusuri bahu jalan yang dipenuhi daun daun musim gugur dan angin yang cukup dingin. Sesekali haenim mengencangkan syal miliknya karena hembusan angin yang menusuk tengkuknya.

“dingin sekali eoooh” keluh haenmin sambil menggosokkan kedua telapak tangannya. Mencari kehangatan

“sedingin itukah?” tanya baekhyun dan menatap yeoja disampingnya

“he em. Kau tidak merasa dingin?”

“merasa kok hanya saja tidak sedingin yang kau rasakan sepertinya” ucap baekhyun dengan senyum tipis

“WAAAAH! Kau tersenyuuum!!” teriak haenim riang hampir melompat

“eh?” tanya baekhyun kebingungan

“kau tersenyum! Padaku! Pertama kali waaaah” ucap haenim kegirangan dan melompat lompat, tanpa sadar kakinya terpeleset dan…

GREP!

“dapat!” teriak baekhyun begitu ia berhasil menangkap tubuh yeoja itu ke dalam dekapannya. Membuat jantung haenim berdetak berjuta kali lebih cepat dari biasanya.

“gwenchana?” tanya baekhyun lagi sambil melihat yeoja dihadapannya, tanpa menyadari wajah yeoja itu sudah merah padam

“…..ne” ucap haenim singkat dan menjauh dari baekhyun. Ya, diluar perkiraan ternyata menjadi sedekat ini dengan baekhyun membuatnya hampir mati bahagia

“yakin? Kau terlihat sakit. Mukamu merah begitu”

“ini bukan merah karena sakit pabo!” ucap haenim sebal karena baekhyun sama sekali tidak peka. Dan yang dikatakan pabo pun hanya mengangkat bahu tak mengerti lalu lanjut berjalan.

“baekhyun-ah”

“wae?”

“apa kau….suka musim gugur?” tanya haenim sambil menatap lurus kearah jalan yang penuh dengan tumpukan daun daun

 

Haenim’s pov

Aku sudah lama menyukainya. Memperhatikannya dari jauh. Melihat setiap gerak geriknya. Aku tak sendirian, begitu banyak yang menyukainya dan lebih banyak lagi yang memiliki nasib yang sama denganku. Hanya menatapnya dari jauh, melihatnya, menjaga dan mendoakannya dari jauh. Dia begitu diam dan dingin. Dia persis seperti musim gugur, tenang diam namun dingin. Dan setiap sudut dari dirinya seperti daun daun musim gugur yang selalu memenuhi hatiku. Ya, dia Byun Baekhyun

“apa kau….suka musim gugur?” tanyaku pada namja disampingku sambil menatap lurus kejalan yang sudah dipenuhi tumpukan daun. Persis seperti hatiku.

“eh? Apa maksudmu?” tanyanya bingung

“apa kau suka musim gugur?”

“tidak.” Jawabnya singkat lalu mengunci mulutnya rapat rapat.

“kenapa?”

“aku. Benci musim gugur” ucapnya lagi dengan datar

“kenapa kau membencinya?” tanyaku lagi yang mungkin lebih terdengar seperti introgasi bagi baekhyun

“kau ingin tahu huh?” tawarnya padaku dan kujawab dengan anggukan mantap.

Segera setelah itu kulihat baekhyun berjalan mendahuluiku, duduk disebuah bangku taman dan menepuk bagian sebelahnya yang kosong. Memberiku isyarat untuk duduk disampingnya. Aku pun menurut dan duduk disampingnya. Kulihat dia menarik nafas dan menghembuskannya membuat uap uap muncul dari bibir tipisnya.

“musim gugur merebut diriku” ucap baekhyun. Singkat. Namun penuh kemisteriusan

“merebut…..dirimu?” ulangku dengan penuh kebingungan

“kau tidak mengerti? Kalau begitu suatu hari nanti kau akan mengerti, ara?” ucapnya. Lagi lagi ia tersenyum dengan eye smilenya membuat hatiku terasa sesak.

“suatu hari nanti?” tanyaku lagi masih dengan kebingungan yang teramat sangat. Entahlah aku merasa ada yang aneh dengan baekhyun akhir akhir ini.

“apa kau masih bisa merasakan keberadaanku sekarang?” tanyanya lagi sambil tersenyum tipis

“tentu saja! Apa maksudmu?”

“aniyo…gomawo. ^^ aku pergi duluan ya” ucapnya padaku lalu beranjak pergi. Seketika menghilang. Persis seperti daun musim gugur yang terbang terbawa angin

 

***

 

Setibaku di rumah, kakakku Jongin oppa menghampiriku dengan muka panik. Kulihat keringat yang bercucuran di pelipisnya. Ada apa dengannya? Apa sesuatu terjadi?

“haenim!” ucapnya sambil memegang kedua pundakku. Membuatku semakin bingung ada apa sebenarnya

“waeyo oppa??? Kenapa kau seperti orang ketakutan begitu??” tanyaku

“darimana saja kau?”

“dari….taman bersama baekhyun” ucapku singkat

Seketika itu juga kulihat raut wajah jongin oppa yang berubah drastis. Wajahnya menjadi aneh. Antara takut bingung dan sedih. Dia menepuk puncak kepalaku pelan dan tersenyum miris.

“berhentilah bersikap begini, haenim-ah” ucapnya padaku sebelum akhirnya dia menjauhkan tangannya dariku dan masuk ke ruang tv. Aku pun memutuskan untuk masuk ke kamarku. Tak mengerti apa yang dimaksud dengan jongin oppa dan apa yang baekhyun maksud tadi saat kami di taman.

 

Baekhyun’s pov

Kumainkan jemariku dengan malas. Menatap keluar jendela kamarku. Sesekali aku bisa mendengar suara tangisan ibu dari bawah. Pedih? Ya sangat. Tapi satu satunya hal yang bisa kulakukan hanya mendengarnya tak mampu berbuat apa apa. Pandanganku mulai kabur dan pusing menyerang kepalaku.

Sama. Sama seperti saat itu. semua terjadi begitu saja. Entahlah. Cuma chanyeol dan haenim yang menyadari keberadaanku. Atau mungkin mereka belum tahu? Tapi kenapa? Aku tak mengerti. Apa Tuhan menyuruhku untuk menjadi orang yang peka terhadap mereka? Apa Tuhan menyuruhku untuk meladeni dua manusia itu? entahlah

Aku masih terus berkutat dengan pikiran pikiran yang entah kapan terjawabnya. Kuputuskan untuk naik ke atas tempat tidurku dan membenamkan wajahku di bantal favoritku. Lalu aku berpikir

“tidakkan terlalu telat bagimu untuk menyadarinya byun baekhyun?”

“tidakkah harusnya sedari dulu kau menerima pertemanan dari seorang park chanyeol?”

“apakah pantas untukmu mengusik kehidupan seorang yeoja? Yang sudah sangat jelas tak mungkin kau miliki? Apakah pantas kau menyukainya sekarang? Bukan dulu. Ketika kau masih ‘ada’”

Semua pertanyaan itu berputar dikepalaku. Membuatku semakin pusing. Tuhan, aku hanya takmau meninggalkan bekas luka apapun disini. Kumohon bagaimanapun caranya izinkan setidaknya aku meninggalkan kenangan yang baik bagi mereka. Maafkan aku, maafkan aku ibu, chanyeol, dan kau haenim.

 

Author’s pov

Malam itu angin musim gugur lebih dingin dari biasanya. Membuat orang orang mempertebal selimut ataupun jaket yang mereka kenakan tak terkecuali namja jangkung itu. dia menyelimuti dirinya setebal mungkin. Terdengar isakan tangis yang penuh kesedihan dibalik selimutnya.

“hiks….bagaimana ini? aku terlalu senang bisa berbicara denganmu. Tapi bagaimana esok? Bagaimana nanti? Apa kau tetap akan disana dan menjadi temanku byun baekhyun?” isak chanyeol dalam gelapnya ruang itu. dia tahu. Dia menyadarinya. Hanya saja, perasaan seorang teman yang kehilangan itu tak secepat itu menerima keadaan.

 

***

#ESOKNYA

Pagi itu suasana masih sama. Angin musim gugur yang dingin. Daun daun yang menutupi jalan. Orang orang yang berlalu lalang kesana dan kemari. tak terkecuali seorang namja jangkung. Dia berjalan perlahan sambil memegang setangkai bunga. Melihat kesekitarnya seakan mencari sesuatu. Langkah terhenti di samping sebuah pohon bunga sakura yang sudah hampir botak karena bunga bunga yang berguguran.

“annyeong. Apa kau akan datang lagi?” sapanya sambil tersenyum dan menaruh setangkai bunga di samping pohon itu. beberapa orang menatapnya aneh. tapi namja itu tak peduli, setidaknya biarlah dia mengenangnya atau sekedar memberinya sapaan pagi.

Namja itu meneruskan perjalanannya, dia menatap lurus ke depan. Melewati toko buku yang sama seperti kemarin kemarin. Memejamkan matanya dan menyembunyikan air matanya

“apa kemarin itu nyata?” ucapnya pelan namun lirih. Ya, berharap kemarin ia sempat mengabadikan momen mereka dengan sebuah foto walaupun hasilnya nanti akan mengecewakan. Setidaknya ia butuh sebuah kenangan.

“mengapa kau menangis?” tanya sebuah suara. Lembut.

“hae…haenim?”

“annyeong chanyeoool!^^ mengapa kau menangis?” tanyanya lagi membuat chanyeol memutar kedua bola matanya. Tidak dia bukannya tidak tahu jawabannya hanya ia tak mau mengatakannya pada yeoja didepannya ini.

“aniyoo hehe. Kau mau berangkat sekolah?” tanya chanyeol mengalihkan pembicaraan

“he eum.  Ayo berangkat bersama!^^”

Pada akhirnya mereka berjalan berdua menuju sekolah. Dalam perjalanan tak begitu banyak kata yang terucap. Haenim tahu ada yang aneh dengan chanyeol tapi ia juga tahu chanyeol takkan mau menceritakannya. Tak mau terlihat lemah, itulah pemikiran haenim.

 

Haenim’s pov

Aku terus menatap namja jangkung disampingku. Kalau dipikir pikir dia ini lucu juga ya pantas banyak juga wanita yang mengejarnya. Rambut lurus yang jatuh dan sikapnya yang ramah. Belum lagi suara bassnya serta perawakannya yang memang pria pasti banyak yeoja yang jatuh hati padanya…

“eoh, kenapa melihatku terus huh? Kau naksir? :p” ucap chanyeol. Mulai usil sepertinya-_-

“aishhh tidak! Aku baru menyadari kenapa banyak yeoja yang mengejarmu”

“eh jinjja? Kenapa? Karena aku tampan? Hahaha”

“hiiiiih menyesal aku mengatakannya!” ucapku sebal dan melangkah mendahului chanyeol. Namun

GREP

Kurasakan sebuah tangan menarikku dan aku pun segera menoleh ke belakang. Kudapati chanyeol memegangi tanganku. Tubuhnya bergetar….

“kau? Menangis?” tanyaku ragu

“……” diam. Dia hanya diam. yaTuhan keanehan apa lagi ini

“chanyeol. Waeyo?” tanyaku yang mulai takut sesuatu terjadi disini. Seakan semua saling berkesinambungan.

“….hyun…” ucapnya pelan. Hyun?

“hah? siapa maksudmu?”

“baekhyun….. apa kau benar benar dapat merasakan ia ada?” ucapnya. Lirih. Sendu. Dan seakan mencoba lari dari kenyataan.

Seketika itu juga angin musim gugur kembali berhembus. Menerpa rambutku membuat pandanganku seakan kabur untuk sesaat. Dingin. Menusuk.

“apa yang kalian berdua lakukan disini?” tanya sebuah suara. Suara yang sangat kukenal. Suara yang entah mengapa kurindukan.

“baekhyun?” tanya chanyeol ragu. Ya benar dia baekhyun.

“apa yang kalian berdua lakukan disini?” tanyanya lagi dengan muka bingung. Tunggu mengapa baekhyun terlihat lebih pucat? Maksudku dia memang putih tapi ini…..terlalu putih

“baekhyun-ah kau baik baik saja?” tanyaku dan berjalan mendekati baekhyun namun

Grep!

Lagi lagi chanyeol menggenggam tanganku. Tapi berbeda. Kali ini lebih erat dan terasa sedikit sakit. Ada apa dengannya?

“kenapa….kenapa kau masih disini?” tanya chanyeol. Dengan terbata, yang kutahu pertanyaan itu ditujukan pada baekhyun. Ada apa ini sebenarnya? Mereka tidak sedang bertengkar antar teman kan?

 

Baekhyun’s pov

“kenapa….kenapa kau masih disini?” chanyeol akhirnya mengatakannya. Ternyata ia sudah sadar. Aku hanya diam terpaku di posisiku. Tersenyum tipis

“aku? tentu aku sedang berjalan menuju sekolah park chanyeol” jawabku. Tidak baekhyun. Kau sangat tahu kau tidak bisa ke sekolah.

“jangan bercanda!!! Kauuu!!! Kau sudah tidak ada disini!” teriak chanyeol. Dapat kulihat jelas raut muka bingung dari haenim. Oh ayolah gadis ini tidak menyadarinya? Aku pun berjalan mendekat. Menepuk pundak chanyeol pelan

“tenanglah. Aku kesini. Hanya terakhir kali. Setidaknya biarkan haenim menyadarinya. Biarkan aku bercerita…” ucapku pelan dan chanyeol pun segera mengerti.

“apa maksudmu? Apa yang harus aku sadari?” tanya haenim padaku. Aku tahu dia sebenarnya sudah menyadarinya.

“haenim-ah, terimakasih sudah menyadari keberadaanku selama ini….”

“apa maksudmu? Semua orang juga tahu kau ada di sekolah di mana mana baekhyun!” ucapnya memotong perkataanku. Membuatku tersenyum miris mendengarnya. Maaf haenim.

“tidak haenim. Hanya kau, chanyeol, dan ibuku. Hanya kalian bertiga yang menyadari keberadaanku. Sekarang aku bertanya padamu, apa kau benar benar merasakan keberadaanku? Hawa panas tubuhku? Apa kau benar benar merasa aku ada?” ucapku lirih. Ternyata mengakui bahwa kau sudah lama lenyap itu menyakitkan.

“apa maksudmu….” Ucap haenim hampir menangis. Aku tahu dia menangis karena dia menyukaiku. Pasti karena rasa itu jugalah dia selalu menganggapku ada. Aku tahu.

 

Haenim’s pov

“apa maksudmu???” tanyaku. Lagi dan lagi. Aku tak mengerti. Semua terlalu membingungkan.

“tak ingatkah kau kejadian saat pertama kali kita berbicara?” tanya baekhyun sambil tersenyum padaku. Ingatanku pun dibawa kembali pada saat itu

#flashback

Hujan musim gugur memang yang paling merepotkan. Dingin. Menusuk. Berangin. Semuanya terasa buruk bagiku, tapi tunggu…. Sepertinya hujan kali ini memberiku berkah. Kulihat sosok namja itu sedang meneduh di bagian depan toko milik ayahku. Lelaki itu terus mengeluh dan mengeluh. Aku pun berjalan mendekat dan berdiri disampingnya, sayang dia terlalu emosi hingga tak menyadari keberadaan seorang yeoja yang satu sekolah dengannya.

“jangan marah marah begitu agashi” ucapku singkat dan kusadari dia mencari cari sumber suara.

“annyeong” sapaku begitu tahu dia sudah melihatku. Aku tersenyum semanis mungkin

“siapa kau?” tanya namja itu

“aku? Kim Haenim. Kau?”

“aish! Bukan namamu. Eum aku Baekhyun, Byun Baekhyun” ucap namja itu sambil kembali sibuk dengan kemejanya yang sudah mulai mengering.

“oh” ucapku singkat sambil menatap baekhyun

“kenapa kau terus menatapku huh?” tanya baekhyun kesal, dia terlihat imut sekali ><

“aniyo, aku hanya bingung ada namja yang berwajah imut tapi ketus sekali seperti kamu”

“mwo?! Enak saja! Siapa yang kau sebut ketus hah?”

“tuh kan” ucapku dengan senyum kemenangan dan membuat baekhyun salah tingkah.

“aish. Terserah” ucap baekhyun dan segera memakai kembali tas punggungnya lalu berjalan keluar dari tokoku

“mau kemana baekhyun?”

“pulang.” Ucapnya singkat tanpa menatapku dan segera berlari dari toko buku itu sebelum hujan semakin deras.

“berhati hatilah! Annyeong!” aku berteriak dan berharap teriakanku terdengar oleh baekhyun dari kejauhan. Aku tersenyum memandangi punggungnya yang mulai tak terlihat. Aku pun bersiap masuk ke toko kembali ketika

BRUUUAKKK!!!

Terdengar bunyi yang begitu keras dari arah baekhyun pulang tadi. Aku pun segera membalikkan badanku. Yang kupastikan adalah darah terus mengalir bercampur hujan yang semakin deras. Aku menangis. Dan terus menangis

#flashback end

Aku terpaku menyadari apa yang sebenarnya sudah terjadi. Tidak. Aku sebenarnya sudah sadar hanya aku tak mau mengakuinya. Semua terekam begitu jelas. Bagaimana tubuh kecil itu bersimbah darah. Bagaimana orang orang panik menyadari ia sudah tak bernyawa. Ia…..Byun Baekhyun….

“sudah ingat ne?” tanya baekhyun sambil tersenyum. Tipis namun miris

“baek…baekhyun….” Ucapku terbata. Tidak. Aku tak mau. Aku tak mau mengingatnya

“aku rasa Tuhan sengaja membuat kalian menyadari keberadaanku ^^” ucapnya sambil tersenyum. Tidak baekhyun, aku selalu ingin melihat senyummu untukku tapi tidak begini.

“tuhan menyuruhku untuk setidaknya memberikan kenangan sebagai teman pada chanyeol, dan menyadari keberadaanmu karena selama ini kau terus memperhatikanku haenim ^^ gomawoyooo” ucapnya sambil membungkuk dihadapanku dan chanyeol. Kulihat chanyeol hanya tertunduk, dia tak sanggup mengatakan apapun lagi

“apa maksudmu….” Ucapku lagi

“ingat saat aku bilang aku tak menyukai musim gugur haenim?” dan aku menjawabnya dengan anggukan

“itu karena…..dihari saat musim gugur datang untuk pertama kalinya. Aku justru berada disini untuk terakhir kalinya…. J” ucapnya lagi dengan tersenyum. Tanpa sadar aku pun berlari dan memeluknya. Memeluknya erat seakan tak mau melepaskannya

“aku mencintaimu! Aku mencintaimu byun baekhyun! Tidaakkkk! Kau tidak boleh pergi seperti ini!” teriakku dan mengeratkan pelukanku.

“mianhae. Mianhae sudah menjadi orang yang sangat dingin dan tak peduli pada kalian dan pada orang orang yang sudah menangisiku. Mulai sekarang hiduplah dengan keadaan yang baru, jangan menganggapku ada. Jangan berharap aku akan datang ke tokomu dan berbicara ketus padamu lagi. Jangan juga kau berharap aku menjitak kepalamu lagi chanyeol! Aku harus pergi. Sampai jumpa suatu hari nanti ne?” ucapnya sambil melepaskan pelukanku dan berjalan menjauh. Perlahan dan kemudian menghilang…

Ya, hari ini. hari ke-5 di musim gugur. Aku menyadarinya keberadaannya yang sudah menghilang. Aku dan chanyeol mencoba saling menguatkan. Kami kehilangan sahabat sekaligus orang yang kusuka secara bersamaan. Hanya sebuah memori yang tersisa. Memori yang begitu menyakitkan. Bahkan hanya untuk sekedar menyadari bahwa kami memiliki memori itu.

 

#musim gugur tahun berikutnya

Author’s pov

Yeoja itu sedang membereskan buku buku ditokonya, mengelap kaca yang mulai berembun. Hari ini masih pagi dan cuaca sudah mulai mendung

“haaaah kenapa harus sedingin ini sih?” keluh yeoja itu sambil mengeratkan syalnya

“jangan mengeluh begitu, semakin banyak mengeluh kau terlihat makin jelek” ucap namja jangkung disampingnya

“MWO?! Aishhh! Menyebalkan!!” teriak yeoja itu sambil terus menggosok kaca

“eh haenim, apa tidak apa apa aku berkunjung kemari setiap pagi untuk sarapan?” tanya namja itu lagi, ya dia chanyeol

“he eum tenang saja. Appa sudah menganggapmu anak sendiri kok. Lagipula….kau mengincar gadis yang sering datang kesini itu kan?hehehehe” ucap haenim usil pada chanyeol membuat namja itu malu

“yaaa! Jangan diexpose! Heuhh lebih baik aku membantu ayahmu didapur!” ucap chanyeol lalu berjalan menuju dapur meninggalkan haenim yang tertawa penuh kemenangan.

Diluar, hujan sudah mulai turun membasahi jalanan yang sudah penuh tertumpuk daun daun musim gugur. Membuat haenim penasaran untuk keluar dan mencium aroma hujan. Dia berjalan keluar dari toko, mengadahkan telapak tangannya dan membiarkannya basah oleh hujan. Dia berjalan menyusuri bahu jalan dengan santai. Berhenti di sebuah pohon bunga sakura dan bersandar disampingnya. Haenim memejamkan matanya dan tersenyum tipis

“annyeong. Tahun ini musim gugur datang lagi, dan kau tahu? Hujan pun datang lagi. Entahlah aku merasa semakin banyak daun yang berguguran dan menutupi bekas bekas jejakmu tahun lalu. Apa kabarmu? Hai kamu… apa musim gugurmu sama seperti musim gugurku? Apa kau masih mengingat hujan disaat itu, Byun Baekhyun?”

 

THE END

 

 **NOTE: It’s a season fanfiction. well, the first is autumn and the second one will be winter ^^ i know this ff isn’t good enough but i hope you guys can leave at least a shorty comment hehehe thanks for reading and sorry because i’m still learning to use wordpress really need a pro to teach me how to edit ‘this’ and ‘that’ :((( 

 

 

Leave a comment